Blogger Widgets MyMala's Blog: Penyesuaian Diri

Rabu, 20 Januari 2016

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku dimana individu berusaha untuk berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialaminya sehingga terwujud tingkat keselarasan antara tuntutan dalam diri dengan harapan di lingkungannya (Schneiders dalam Desmita, 2009:192). Penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mempertahankan diri terhadap norma dan dapat berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialami di dalam dirinya yang berasal dari dalam atau dari luar individu agar terjadi hubungan yang menyenangkan antara individu dan lingkungannya (Schneiders, dalam Ali dan Ansori, 2006:173). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk mampu mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialami demi terwujudnya keselarasan serta hubungan yang menyenangkan antara tuntutan dan harapan di lingkungannya.

Penyesuaian diri menjadi persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental. Hal ini ditunjukkan pada kemampuannya dalam beradaptasi dengan tekanan atau stress dan kecemasan yang dialami (Siswanto, 2007:37).  
Individu yang tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam hidup dikarenakan ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri di lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan maupun di masyarakat pada umumnya. Terutama ketika individu dihadapkan atau berada pada situasi maupun tempat baru yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya pada keadaan tersebut. Oleh karena itu, individu harus memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri yang nantinya dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Keuntungan dari penyesuaian diri yang baik akan memperoleh berbagai pengalaman baru serta mampu belajar maupun menerapkan pengalaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik, individu mampu memahami tentang kekurangan dan kelebihan dirinya, memiliki penerimaan diri, kontrol diri, integrasi pribadi yang baik, adanya tujuan dan arah yang jelas, mempunyai rasa humor, mempunyai rasa tanggung jawab, menunjukkan kematangan respon, adanya perkembangan kebiasaan yang baik, adanya adaptabilitas, memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang lain, memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain, adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain pada diri individu itu sendiri yang secara pribadi ditanamkan pada dirinya dan diterapkan pada kehidupannya sehari-hari (Schneider, 1964 dalam Jurnal Skripsi 2007). Sedangkan remaja yang kurang mampu menyesuaikan diri cenderung menjadi rendah diri, tertutup, suka menyendiri, kurang adanya percaya diri serta merasa malu jika berada diantara orang lain atau situasi yang terasa asing baginya, tidak bertanggung jawab, egois, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, merasa tidak aman, selalu ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah. Bahayanya, dalam kehidupan sehari-hari individu akan menggunakan berbagai mekanisme pertahanan diri secara negatif.
Dalam kehidupan, tidak dapat dipungkiri bahwa individu dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan social baru. Individu diharapkan mampu memainkan peran-peran social baru, mengembangkan sikap-sikap social baru dan nilai-nilai baru dengan tugas-tugas baru yang dihadapi (Harlock, 1980).
Berdasarkan hasil data mengenai penyesuaian diri yaitu sebagai berikut :
Tabel 1
No
Tempat
Hasil
ST
T
S
R
SR
1
Panti Asuhan
(Jurnal Psikologi Pitutur, Volume 1
2 Rmj
14 Rmj
25 Rmj
11 Rmj
3 Rmj
 No.1, Juni 2012 23).
3,64%
25,45%
45,45%
20,00%
5,45%
Para remaja yang termasuk pada kategori penyesuaian diri sedang ke rendah ini memiliki kepribadian yang inferior, pasif, apatis,menarik diri, mudah putus asa, penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Sehingga anak panti asuhan akan sulit menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Disamping itu, mereka menunjukkan perilaku yang negativis, takut  melakukan kontak dengan orang lain, lebih suka sendirian, menunjukkan rasa bermusuhan dan lebih egosentrisme.
2
SMA Krista Mitra
(Jurnal Psikologi, Volume 1 Nomor 1 Halaman 47-82 Tahun 2012)
8 Ssw
11,0%
11 Ssw
15,1%
18 Ssw
24,7%
21 Ssw
28,8%
15 Ssw
20,5%

Tabel 2
SMA PASUNDAN 2 BANDUNG
Kelas
Pelanggaran
Aspek Penyesuaian Diri
X
38%
26%
XI
63%
52%
XII
43%
23%

Tabel 3
Hasil Data Penyesuaian Diri Kelas XI
181 Siswa
Text Box: (Jurnal Humanitas, Vol. VIII No.2 Agustus 2011)Description: C:\Users\mala\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Screenshot_2015-12-09-06-57-13_1.jpg

Pelanggaran-pelanggaran di SMA Pasundan 2 yang termasuk di dalam aspek penyesuaian diri diantara membolos, terlambat datang ke sekolah, lalai dalam mengerjakan tugas, mencontek, berpakaian tidak sesuai dengan aturan sekolah, merokok, bahkan minum minuman beralkohol dan menggunakan obat terlarang di lingkungan sekolah.
Seperti yang diungkapkan oleh psikolog anak dan remaja Alzena Masykouri, M.Psi, anak pendiam karena sulit menyesuaikan diri sangat rentan di-bully. Sementara itu, psikolog perkembangan anak dari Lembaga Psikologi Terapan UI Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi menuturkan untuk bullying, pada umumnya yang riskan menjadi korban adalah anak-anak yang terlihat berbeda sendiri tapi tak menutup  kemungkinan anak yang pendiam pun bisa menjadi korban bullying. (Detik.com)
Dari hasil data yang diperoleh, sebagian besar hasil menunjukkan bahwa remaja memiliki penyesuaian diri yang berkategori rendah-sedang. Oleh karena itu, penyesuaian diri yang dimiliki remaja saat ini perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling sebagai fungsi pemahaman dan pengembangan agar memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik.

Daftar Pustaka
Ansori, M dan Ali, M. 2006. Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Desmita.2009. Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Rosda Karya.
Fani Kumalasari dan Latifah Nur Ahyani. 2012. “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan”. Jurnal Psikologi Pitutur.Volume 1 Nomor 1. Universitas Muria Kudus. Kudus. (Diakses 18 Oktober 2015)
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kusdiyanti, Sulisworo dkk. 2011. “Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA PASUNDAN 2 Bandung”. Humanitas. Volume VIII Nomor 2. (Diakses 8 Desember 2015)
Sandha, Timorora dkk. 2012. “Hubungan Antara Self Esteem Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa Tahun Pertama SMA KRISTA MITRA Semarang”. Jurnal Psikologi. Volume 1 Nomor 1 Halaman 47-82. (Diakses pada 8 Desember 2015)
Siswanto.2007. Kesehatan Mental:Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta:Penerbit Andika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar